Sedap Sehat Kantin Sekolahku
Sedap
Sehat Kantin Sekolahku
(Harsiana
Wardani)
Memang
bukan bangunan permanen yang megah. Bukan pula sebuah ruang yang disiapkan secara khusus sebagai tempat jual
beli yang layak. Namun dari tempat itulah banyak nilai-nilai baik dan
pengalaman yang kami dapatkan.
Dulu
delapan tahun yang lalu, saat pertama kali menjadi guru di sekolah ini, tempat jual beli
jajanan sekolah ini hanyalah berupa dua buah meja tua dan seperangkat alat
masak berupa satu kompor dan panci. Di samping meja teronggok berbagai macam
barang-barang sekolah tak terpakai. Berbagai jajajan yang menarik mata selalu
tersedia. Warna-warna mencolok dan rasa yang gurih manis selalu menggoda lidah
untuk menyantapnya. Sebuah kompor minyak dan satu panci digunakan oleh Mbah
Sudi – demikian nama simbah yang menjadi penjual di kantin sekolah kami- untuk
memasak mie instan goreng. Dari dua bungkus mie instan, akan dijadikan tiga
kemasan mie yang dijual kepada anak-anak. Tak ada piring ataupun sendok sebagai
alat makannya. Mbah Sudi menggunakan bekas kemasan mie instan sebagai piring
dan lidi tusuk sate sebagai pengganti sendok. Dagangan mie instan berpiring
bungkus mie ini menjadi jajanan favorit anak-anak dan bahkan para guru di
sekolah.
Dulu
kami tak pernah mau tahu dan tak peduli bagaimana dampak dari berbagai jajajan
kantin yang banyak mengandung zat kimia berbahaya itu. Teh manis, jeruk manis, es lilin kamipun tersedia dengan rasa sangat manis yang membuat
gatal langit kerongkongan karena
dibubuhkan pemanis buatan. Es batu yang kami konsumsi merupakan es batu buatan
warung dan sudah pasti hanya menggunakan
air mentah yang dikemas kemudian masuk ke dalam freezer. Aneka jajanan basah
sebagian dibuat Mbah Sudi, dan sebagian yang lain hanya dibeli dari pasar ataupun titipan orang
luar yang entah bagaimana proses pengolahannya. Mbah Sudi yang sudah puluhan
tahun berjualan di kantin sekolah dengan jumlah siswa lebih dari 300 siswa tentu setiap hari
jajanannya laris manis. Sesekali Mbah
Sudi menyediakan sekedar makanan ringan bagi guru-guru, atau membawa panenan
buah dari rumahnya. Di samping itu, Mbah Sudi juga membantu penjaga sekolah
membersihkan lingkungan. Mungkin itu sebagai bentuk rasa terima kasih kepada
sekolah.
Dulu
saat istirahat tiba, banyak pedagang makanan keliling telah siap di luar pagar
sekolah. Mereka pun mendapatkan rejeki dari keberadaan sekolah kami ini.
Walaupun begitu, mereka kadang lupa memikirkan keselamatan anak-anak kami. Karena kebetulan sekolah kami letaknya tepat
dipinggir jalan raya yang ramai. Maka saat istirahat tiba jalan depan sekolah
seumpamya pasar tiban yang ramai pengunjung. Dan anehnya, kami sebagai gurupun tak begitu
peduli. Hanya sesekali mengingatkan anak-anak untuk berhati-hati ketika jajan
diluar kantin sekolah. Pemandangan seperti itu terulang ketika jam anak-anak
pulang. Dan bahkan para wali murid yang menjemput anak-anaknya ikut asyik
membeli jajanan anak-anak yang memang menarik baik rasa, warna, maupun
harganya.
Dulu
kami tak pernah tahu, bahwa jajanan di kantin atau di luar kantin layak konsumsi atau tidak. Sehatkah, mampukah
memenuhi kebutuhan gizi anak-anak? Apakah bebas dari segala macam bibit
penyakit? dan bahkan kami tak pernah memikirkan bagaimana proses pengolahan
makanan-makanan itu di dapur para pemasok. Bahkan tak pernah terpikirkan apa
jadinya jika suatu hari anak-anak kami keracunan makanan. Walaupun sebenarnya berita
tentang anak-anak sekolah keracunan
makakan akibat jajajan yang tak sehat
sering kami dengar dan kami baca.
Aaah....Betapa
kami pendidik yang hanya mementingkan tentang bagaimana materi pelajaran bisa
sampai kepada anak-anak. Kami hanya memikirkan bagaimana tugas pokok kami
selesai. Kami tak pernah memikirkan bagaimana dampak jangka panjang jika anak-anak
mengkonsumsi jajajan yang belum tentu sehat. Dan bahkan kami tak peduli dengan
kesehatan diri kami sendiri, karena kamipun sering menikmati jajanan kantin
ataupun jajanan dari luar pagar sekolah saat lapar melanda.
Suatu hari di tahun 2013, kami mendapat
kesempatan untuk mengikuti seleksi lomba sekolah sehat tingkat kabupaten
mewakili kecamatan. Dengan berbekal instrumen yang ada, kami mulai berbenah.
Dan salah satu indikator sekolah sehat adalah tersedianya kantin sehat sekolah.
Dari situlah dengan kesadaran bahwa memang benar adanya apa yang tercantum di
dalam instrumen, maka dengan segala daya, melibatkan partisipasi masyarakat,
dan juga dukungan wali murid kami membenahi kantin yang dulu hanya berupa dua
buah meja di pojok sekolah. Kami tak punya ruangan lebih, maka kami putuskan
kantin tetap berada di tempat semula dengan merapikan cat tembok dan juga
membuang benda-benda tak terpakai yang ada di sekitarnya. Masih ingat dengan
jelas, tembok usang yang merupakan pagar yang membatasi sekolah dengan areal
persawahan kami sulap menjadi tembok dengan lukisan mural hasil kreasi dan
sumbangan dari alumni sekolah. Beberapa kipas angin yang kami pasang untuk
membuat nyaman kantin merupakan sumbangan dari wali murid. Wastafel untuk cuci
tangan adalah hasil kami mengajukan bantuan kepada masyarakat lingkungan kami. Dua
buah meja yang dulu tanpa lapisan kami percantik dengan banner dan kami beri
payung laksana tenda/gubug dalam pesta-pesta besar. Kami mulai hilangkan
jajanan berpengawet, tak ada lagi jajajan yang mengandung pemanis buatan, dan
juga jajanan mencolok yang menggunakan pewarna berbahaya.
Tak
disangka, kami berhasil menang dalam lomba sekolah sehat di tingkat kabupaten,
yang akhirnya membawa kami maju ke tingkat propinsi. Pembenahan kantin terus
berlanjut. Kami buat lantai yang awalnya tanah menjadi lantai keramik. Kami
buat atap menjadi berplafon, dan kami sediakan meja kursi layaknya sebuah
tempat makan bagi anak-anak. Pembiayaan dari semua itu berasal dari dukungan
wali murid, pengusaha-pengusaha di sekitar sekolah, dan juga dari
proposal-proposal yang kami ajukan ke berbagai pihak. Tempat penyajian makanan
yang awalnya hanya meja kami ganti menjadi etalase. Alat makan yang awalnya
piring plastik biasa kami ganti yang berbahan kaca agar memenuhi standar
kesehatan. Dan banyak hal yang kami rubah agar standar kesehatan bagi kantin
sehat terpenuhi. Mbah Sudi yang sudah makin tua akhirnya digantikan oleh dua
putrinya yang kebetulan juga wali murid di sekolah kami. Mereka sering kami
kirim untuk mengikuti pelatihan-pelatihan baik yang diselenggarakan oleh dinas
kesehatan ataupun B-POM. Seiring dengan berjalannya waktu, sekolah kemudian
meminta kesediaan pengelola kantin untuk berbagi hasil. Hingga akhirnya
disepakati setiap hari mereka setor Rp10.000,00 ke sekolah. Sungguh nilai yang kecil jika dibandingkan dengan hasil dan juga
pengadaan fasilitas yang telah kami berikan. Namun bagi kami ini merupakan
langkah baru yang luar biasa, karena sekolah mendapatkan sumber pemasukan
dana dengan cara mandiri.
Ketika
langkah kami sampai di tingkat propinsi, ternyata kerja keras kami dalam berbagai
segi tentang pengelolaan sekolah sehat (kantin sebagai salah satunya)
mendapatkan hasil yang sempurna. Kami berhasil mendapatkan juara pertama.
Hingga akhirnya membawa kami untuk melaju ke tingkat nasional. Semakin banyak
hal yang dapat kami pelajari, semakin banyak tanggung jawab yang kami emban.
Hingga
akhirnya kami kemudian mempunyai agen-agen perubahan bagi anak-anak kami di
sekolah. Mereka adalah anak-anak yang kami pilih untuk dapat menjadi teladan
bagi siswa yang lain dalam melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat. Duta
kantin adalah salah satunya. Bekerja sama dengan dokter cilik sekolah mereka
secara periodik menjadi pengamat bagaimana kondisi lingkungan kantin, jajanan
kantin, dan juga perilaku pengelola kantin/penjamah makanan. Mereka juga
mempunyai tanggung jawab memberikan sosialisasi kepada teman-teman yang lain
tentang makanan dan jajanan yang sehat. Kamipun tak lelah berkerja sama dengan
pihak-pihak luar yang kami pandang mampu membina kami tentang pengelolaan
kantin sehat. Mereka dengan senang hati membantu dan memberikan dukungan.
Sungguh ini merupakan sebuah tanda kasih yang memperkaya kami dalam berkarya memberikan yang
terbaik.
Akhirnya,
kami dinyatakan menjadi pemenang lomba sekolah sehat tingkat nasional tahun
2014 dengan kategori kinerja terbaik, sungguh ini merupakan sesuatu yang sangat
kami syukuri dan kami sadari sebagai hasil kerja keras banyak pihak. Berbagai
kunjungan akhirnya kami terima. Mereka datang dari penjuru tanah air untuk
melihat dari dekat bagaimana kami bisa menjadi yang terbaik. Ini sebuah kebanggaan
dan kehormatan bagi kami Sekolah Dasar Negeri yang ada di desa. Dan bahkan sampai
saat ini kami masih sering mendapat kunjungan dan diminta mengisi kegiatan di
sekolah lain, berbagi pengalaman tentang pengelolaan sekolah sehat. Di
penghujung tahun 2014 kamipun mendapatkan piagam bintang satu keamanan pangan
anak sekolah dari B-POM. Maka kemudian di tahun itu juga, kami mengajukan diri
untuk dapat di evaluasi sebagai sekolah adiwiyata kabupaten. Jalan panjang ketika
kami berproses menjadi sekolah sehat akhirnya mengantar kami menuju sekolah
adiwiyata propinsi dan selanjutnya berhasil mendapatkan perdikat sebagai
sekolah adiwiyata nasional di tahun 2016.
Kini
kantin sekolah kami tetap kantin
sederhana, bukan sebuah ruangan khusus ataupun bangunan yang megah, namun kami kelola dengan cara yang tak biasa.
Pengelolaan kantin kami sesuai dengan
standar kantin sehat yang di tetapkan. Kami telah menrapkan prinsip dasar
pengolahan pangan, penanganan dan penyimpanan pangan, pengendalian hama,
sanitasi tempat dan peralatan. Tak ada
bahan kimia pemanis, pengawet, dan perasa buatan yang dijual di kantin kami.
Penjamah makanan menggunakan perlengkapan sesuai prosedur. Tak ada lagi makanan
instan, minumam isntan, permen aneka rasa, dan bahkan makanan berpenyedap rasa
yang berlebihan di kantin kami. Makanan titipan hanya dari wali murid dan
itupun melalui prosedur dan harus sesuai dengan aturan kami. Pedagang di luar
pagar hanya sesekali datang, karena kami berhasil mengedukasi anak-anak tentang
pentingnya memilih jajajan yang sehat di kantin sekolah. Kamipun menerapkan
diet plastik untuk mengurangi limbah plastik. Secara rutin kamipun selalu mendapat kunjungan
dari B POM untuk mengecek kualitas makanan kami. Kini kantin kami menjadi salah
satu badan usaha milik sekolah yang menghasilkan rupiah cukup lumayan. Dari
laba kantin kami bisa membeli peralatan lebih lengkap, sebagian honor guru ekstrakurikuler di sekolah kamipun bersumber
dari kantin, bahkan kantin sekolah kini mempunyai dua buah kolam ikan yang
hasilnya digunakan kembali untuk operasional kantin. Inilah salah satu bentuk pelayanan unggulan
untuk anak-anak kami.
Kantin
sekolah akhirnya menjadi salah satu aspek yang kami unggulkan selain tata
kelola lain dalam bidang lingkungan dan
kesehatan. Kantin sekolah menjadi salah satu unsur yang membawa kami dapat
terus berbagi dan belajar dengan sekolah-sekolah lain yang mengunjungi kami.
Dan kiranya ini menjadi motivasi bagi sekolah dasar negeri dimanapun di seluruh
pelosok nusantara ini untuk dapat
berbuat dan berubah menjadi lebih baik. Tidak ada lagi keluhan kurang dana, kurang fasilitas, kurang
dukungan, kurang kerajsama dan lain-lain. Kami berbuat dan melakukan perubahan sedikit demi sedikit. Kami menikmati setiap
proses dengan bersyukur dan iklas. Kami ciptakan iklim sekolah yang nyaman dan
membiarkan setiap warga sekolah khususnya guru, tenaga kependidikan, anak-anak
kami, dan bahkan komite dan wali murid mempunyai peran masing-masing dalam setiap
kebijakan. Tidak ada yang merasa paling bisa dan mampu, semua saling
membutuhkan dan saling mengisi.
Dalam
berproses tentu bukan kemenangan atau piala kejuaraan yang menjadi tujuan utama. Komitmen
menjadi sebuah motivasi, dan kemenangan adalah sebuah bonus. Ketika hati telah
membenarkan, maka sudah sepantasnya tangan bekerja. Dibutuhkan hati dan
tangan-tangan yang mau terus bergandengan tangan dalam melalui setiap
prosesnya. Mari kita jadikan sekolah dasar negeri bukan lagi sekolah dasar
tanpa daya, tanpa inovasi, dan berjalan apa adanya tanpa ada keinginan untuk
menjadi lebih baik. Kurangnya fasilitas, dana, dan juga daya bukanlah halangan
utama. Yang dibutuhkan adalah komitmen dan konsistensi untuk terus berjalan
mengikuti apa yang seharusnya memang dilakukan.
Salam
perubahan..!
Komentar
Posting Komentar