Virtual Coordinator Indonesia - Langkah Kecil Guru Pembelajar
Di depan
mata, revolusi industry 4.0 menyajikan segara tantangan dan dampak yang makin
menyadarkan perlunya setiap orang siap beradaptasi. Salah satu langkah dalam
menyikapi perubahan adalah mau meningkatkan kemampuan diri. Mengupgrade diri
adalah hal penting yang harus dilakukan agar seseorang mampu bersaing dan tidak
tergilas oleh perubahan zaman. Long life learning menjadi sebuah kewajiban bagi
siapapun termasuk guru, agar mampu
mengikuti perkembangan zaman yang begitu dinamis.
Sebagai
seorang guru, saya mempunyai motto pribadi “Berani mengajar maka harus terus
mau belajar”. Kalimat sederhana tersebut menjadi pemantik semangat saya untuk
terus mengembangkan diri dalam rangka memenuhi kebutuhan dan perkembangan
zaman. Berkaitan dengan revolusi industri
4.0 ini, seorang guru pembelajar sejatinya harus terus belajar dan
mengembangkan dirinya agar menguasai bidang-bidang yang dituntut pada era
revolusi industri 4.0 ini. Salah satu bidang yang sangat diperlukan pada era
revolusi industri 4.0 adalah bidang IT/TIK. Seorang guru harus mau mempelajari,
mampu menguasi dan menggunakan IT/TIK sebagai bagian yang akan digunakan dalam
proses pembelajaran ataupun untuk kepentingan tugas dan tanggung jawabnya yang
lain.
Di tengah
hiruk pikuk pesatnya perkembangan zaman yang berimbas pada pesatnya
perkembangan teknologi, kehadiran Virtual Coordinator Training (VCT) yang
merupakan kegiatan diklat bagi guru yang digagas oleh SEAMEO menjadi semacam
pelepas dahaga di terik siang hari. VCT membuka mata saya secara pribadi, bahwa
ternyata ruang-ruang seminar yang mewah ataupun yang sederhana bisa dipersempit
dan dilaksanakan hanya dengan bermodalkan laptop atau smartphone yang cukup
kuota dan jaringan sempurna. VCT merupakan pelatihan bagaimana mempersiapkan
dan mengelola sebuah diskusi secara
virtual menggunakan aplikasi webex. Selama ini, saya hanya mendengar dan
melihat beberapa iklan-iklan ataupun postingan tentang webinar yang
diselenggarakan oleh orang lain.
Pada awal
mendaftar VCT batch 2, yang ada di dalam
benak saya adalah hanya sekedar mencoba. Syukur bisa mengikuti, tidak pun tak
masalah. Sampai pada detik-detik minggu terakhir pengumpulan tugas, saya belum
mempelajari materi-materi yang sudah diberikan oleh instruktur melalui
link-link you tube atau dalam bentuk paparan. Bahkan saya jarang mengikuti sesi
demi sesi kegiatan di room. Hal tersebut dikarenakan kesibukan lain yang juga
meneyita waktu saya serta saya merasa tak mampu menyelesaikan tugas yang
diberikan. Beberapa kendala utama adalah masalah jaringan yang naik
turun. Semangat saya tiba-tiba muncul
manakala saya melihat daftar nama-nama peserta yang telah menyelesaikan
tugasnya. Saya kemudian berfikir, mereka pun pada awalnya sama seperti saya.
Akhirnya dengan tekad yang bulat, saya berketetapan akan menaklukan tantangan
VCT ini. Akhirnya dengan bantuan dari para instruktur yang sangat sabar yaitu
Bu Umi, Bu Zull, Pak Kris, Pak Agus, Pak Ono, serta teman-teman peserta yang
selalu mau menolong dan melengkapi, saya berhasil lulus di VCT batch 2.
Setelah
selesai menegikuti kegiatan pelatihan di batch 2, saya kemudian memberanikan
diri menyanggupi ketika ditanya oleh salah satu instruktur untuk siap membantu
menjadi istruktur di batch 3. Tak
disangka, untuk wilayah Yogyakarta hanya ada dua instruktur yang terdaftar,
karena kebetulan dari beberapa peserta yang mendaftar hanya kami berdua, saya
dan Bu Nurrohmah yang berhasil lulus di batch 2.
Menjadi
seseorang yang mempunyai status sebagai instruktur tentu merupakan kebanggaan
tersendiri. Ada ketakutan dan keresahan, bagaimana nanti jika tugas tersebut
tak mampu saya laksanakan dengan baik karena keterbatasan kemampuan saya. Namun
ternyata, saya menemukan teman-teman seperjuangan yang sangat baik. Kami
bersama-sama bergandengan tangan saling melengkapi agar para peserta yang menjadi
tanggung jawab kami di VCT 33 Jateng-DIY merasa nyaman, senang belajar, dan
lulus dalam pelatihan.
Suka duka
menjadi peserta dan instruktur tentu banyak. Dan tentunya masing-masing punya
cerita tersendiri. Dari semua hal yang saya alami di kegiatan VCT, saya makin
menyadari bahwa berbagi dan berkolaborasi itu sangat indah. VCT menjadi
jembatan bagi saya lebih dalam menyadari tentang luasnya ilmu pengetahuan yang
belum saya jajaki. VCT menjadi pengingat bagi saya dan mungkin juga bagi semua
peserta dan instruktur, bahwa sebuah niat saja tidak cukup jika tak dibarengi
dengan langkah dan tindakan nyata. Tidak ada yang sia-sia dalam sebuah
perjalanan, bahkan setiap langkah akan memiliki warnanya sendiri-sendiri. Saya
sungguh bersyukur ikut terlibat dalam kegiatan
VCT SEAMEO, melalui kegiatan ini saya makin menghargai diri saya
sendiri. Bahwa ternyata saya mampu dan bisa.
MERONA
Pernah kulalui, harapan dan kepasrahan bertemu pada satu titik…
Kuberikan
jeda untuk diriku sendiri, mengabaikan diskusi panjang
Membiarkan
room-room virtual tanpa hadirku
Seakan-akan
aku memang sudah tak mampu
Aku
merasa tak kuasa mengejar arus yang menderas
Aku
kumpulkan berbagai alasan untuk melegakan diriku sendiri
Bertahan
atau beranjak? Itulah gejolak batinku
Logikku
berkata “sudahi saja”, namun batinku lirih bergumam “tunggu sejenak”
Lalu
kuputuskan mengikuti mata batinku, yang katanya tak pernah berdusta
Tertatih
dan terseok, namun akhirnya berhasil
Nyata
sekali, hati ini merona bahagia
Apalagi
saat kemudian kuputuskan
Melanjutkan
langkah…menjadi pembawa amanah
Senyumku
makin dikembalikan bersama bunganya
Serasa
ada kupu-kupu cantik terbang di sekelilingku
Saat
ku tahu, banyak jiwa-jiwa yang merona karena olah tangan kami.
Yogyakarta,
24 April 2019
Siip bingit 😍😍👍
BalasHapusMakasih jabat erat tangannyaaa....kita bisa karena bersama..
HapusLuar biasa pengalaman yang menginspirasi
BalasHapusTerima kasih, Pak... salam belajar.. salam baik...
Hapus